Postingan

Penantian Part 1

Gambar
Aku dan kamu yang sudah lama kenal, kamu pernah menyatakan cinta diwaktu yang tidak tepat. Maaf saat itu aku hanya mampu menerimamu sebagai teman tidak lebih. Tiba saatnya perpisahan antara aku dan kamu, seakan dunia tak mengizinkan untuk bersatu. Kesibukan kita masing-masing melupakan satu sama lain. Hingga ku dengar kabar kamu sedang dekat dengan yang lain. Bagiku saat itu tak masalah, karena kita hanya sebatas teman. Setelah sekian lama dunia memisahkan kita, saat itu kali pertama aku bertemu denganmu. Apa kabar? Kata yang keluar dari mulutku untukmu setelah sekian lama. Perbincangan seru kita terputus, dan ngobrol lebih seru lagi ketika bareng teman yang lain. Hingga tak sadar hingga tengah malam, satu persatu dari kita pulang. Tak kusangka kamu melanjutkan obrolan tadi dengan pesan singkat yang seru dan berakhir saling berpamitan untuk tidur. Sempat ku bertanya tentangmu dan kisah asmaramu agar aku tak kelewat seru berbalas pesan singkat denganmu. Nyatanya bukan asmara ...

Berharap Sama Allah

Berusaha untuk tetap baik-baik saja meski sedang tidak baik-baik saja, apakah itu termasuk mendzolimi diri sendiri?... Ujian datang bergantian, yang tertulis dihati cuman ikhlas dan sabar. Tetap tersenyum dan bercanda untuk menghibur yang lain, seperti tak ada yang terjadi. Berpura-pura tidak ada apa-apa agar air mata tak perlu menetes, bibir tetap tersenyum, tubuh yang berlagak lincah. Kepura-puraanmu akan tetap aman jika kamu andalkan dan berharap sama Allah, didunia ini tak ada yang membantumu dan memahami kepura-puraanmu selain Allah, bahkan orang yang kamu cintai pun mungkin bisa jadi akan menjadi penghancur yang sesungguhnya... Aku yang berusaha baik-baik saja, ikhlas itu gak mudah tapi semoga Allah mudahkan, Sabar ittu juga gak mudah tapi semoga Allah mudahkan.

Adaptasi

Ini tentang cerita yang telah kita pilih. Kita tidak keberatan perihal cerita ini, tapi belum tentu juga orang disekitar kita menerima begitu saja. Ada proses panjang tentang cerita yang kita pilih. Nyatanya tak semulus yang di film-film. Aku menyebut sebuah adaptasi antara keluargamu dan keluargaku. Lucu kalau diingat kembali. Canggung diawal itu pasti saling menatap satu sama lain, ditambahkan dengan percakapan yang tak tahu berujung dimana. Apa kita canggung? Loh ya pasti kita sama-sama merunduk, mendengarkan percakapan yang tak berujung. Sesekali kita ikut tertawa dan terbawa suasana. Mungkin yang ada didalam otak kita, "harus bersikap bbagaiman ya aku?", "Ujung dari percakapan ini apa ya?", Hal ini berlangsung cukup lama, hingga pada akhirnya keluarga kita menemukan titik temu. Meskipun selanjutnya masih ada rasa canggung tapi sedikit, setidaknya lebih baik dari yang pertemuan pertama. Mungkin di fikiran masing-masing berusaha menilai satu sama lain, enta...

Kita sama

Kita memilih cerita ini, kita yang menyepakati. Cerita ini kita yang memperjuangkan. Cerita ini kita pilih dengan harapan happy ending. Didalam cerita ini tidak mudah menuju happy ending. . 2019 adalah awal mulai cerita ini kita pilih. Dihalaman pembuka kita sama memperjuangkan dari sebuah ketidak pastian menjadi satu langkah menuju kepastian. Orang lain kira cerita ini kita pilih hanya sebuah kata random. Tapi nyatanya ada perjuangan lebih yang mungkin orang lain tidak mampu ketika dihadapkan dengan cerita ini. . Dihalaman pembuka sudah ber iringan air mata, dalam hati oh tidak apa-apa nantinya akan lebih indah dan pasti happy ending. Tidak hanya soal meyakinkan diri, tapi hati yang ikhlas dan penuh kesabaran harus benar-benar tertanam didalam hati. Terkadang iman naik turun, labil pasti ada, dan berakhir sebuah pertengkaran ringan. Entah persoalan perfectsionismu atau persoalan egoku. Bahkan mungkin ada salah satu dari kita rela mengalah walau tak salah, bisa jadi ada salah sa...

Perkara Rezeki

Ini Hanya soal takaran, tidak bermaksud kurang atau iri hati dengan yang diberi lebih. Allah itu kasih rejeki yang pas buat hambanya, gak kurang dan gak lebih. Andai aku diberi rejeki yang berlebih dari takaran Allah, bisa jadi rajeki itu malah menjadi sebuah musibah bagiku, menjadikanku jauh dari Allah misalnya. Dan andai Allah memberiku rejeki yang kurang dari takaran Allah, itu pun gak mungkin, karena Allah gak mau hambanya berkekurangan. Rejeki itu gak hanya soal harta, tapi tubuh yang sehat, bisa senyum, dikelilingi orang baik, dan bisa ibadah itu sudah rejeki yang luar biasa. Kemudian malu seketika ketika masih merengek-rengek soal rejeki rumput tetangga dan akhirnya lupa bersyukur. Yang harus diingat itu tentang bersyukur perkara rejeki, merengek-rengek soal rejeki boleh, tapi bersyukur juga sangat penting. Belajar menghargai diri sendiri, berdamai dengan keadaan, tarik nafas sejenak dan hembuskan, lantunkan istighfar didalam hati. Nikmat Tuhan mu yang mana lagi, ...

Memiliki Yang Lebih Baik Dariku

Singkat cerita berharap boleh lah asal sama Allah biar gak kecewa. . Aku bukan manusia yang sempurna, sesempurna manusia yang lainnya dimata kalian. Mungkin kalau bahas kekurangan sepertinya semua terletak padaku, tak ada secuilpun kesempurnaan dalam diriku. Tapi bolehkah aku mengenal seseorang yang jaaauuuuh lebih baik dariku?, mungkin dimata dunia hal ini tidak adil bagi dunia, namun sebegitu tidak pantaskah si buruk rupa ini mengenalnya. Aku memang hina di matamu, aku memang bukan perempuan sempurna sesempurna kamu, aku bukan perempuan solehah, bahkan mungkin nerakapun menungguku, berbeda denganmu yang mungkin pintu syurga terbuka lebar bagimu. Yaa memang pada dasarnya aku bukan yang sempurna, tapi aku masih berharap mengenal seseorang yang jaaaaauuuh lebih sempurna dariku. Mempunyai sahabat yang rajin sholat, rajin ngaji, rajin dalam segala hal ibadah yang diperintahkan ALLAH dan yang menjauhi larangan ALLAH, agar aku juga bisa belajar darinya untuk menjadi yang lebih baik lagi...

Tak Sebaik Yang Kamu Kira

Assalamualaikum sahabatku. Apa kabar semuanya? Semoga baik-baik saja ya. Lama belum bisa nulis lagi hehehhe. Kali ini aku bakalan bahas tentang aku.... baca sampai habis yaaa.... . Aku adalah creatornya gendhuk. Orang kira gendhuk itu konten yang mengandung unsur dakwah-dakwahnya gitu ya. Dan pasti semuanya mengira creatornya gendhuk itu ukhcan-ukhcan yang pasti solehah, dan lurus banget. Yups semoga saja aku bisa jadi seseorang yang kalian kira ya... aamiin. . Pada dasarnya hidup itu berdasarkan pandangan orang dan kenyataannya hidup itu sama aja (sawang sinawang). Kelihatannya sempurna banget dan nyatanya yang ngejalanin juga punya ujiannya sendiri hanya saja yang ngejalanin ujian tersebut menutup atau menyimpannya. Kita yang ngejalanin orang lain yang ngomentarin orang lain yang menilai. Ingatlah sebenar-benarnya penilaian itu Allah yang tahu dan paling benar menilaimu. Jadi yuk berusaha berfikir positif. . Ok kembali ke cerita awal. Sebenarnya dari aku sendiri itu bikin gend...